Late Post - Selayang Pandang Ilmu Hadis (PERAWI 2019)
Sebelum terpisahnya antara prodi Ilmu Al-Quran dan Tafsir dengan Ilmu Hadis melalui keputusan kemenag tahun 2015, pada saat itu masih menjadi satu bagian yakni prodi tafsir hadis. Namun seiring berkembangnya jaman, pemisahan dua prodi ini dirasa sangat dibutuhkan karena keduanya memiliki lingkung aspek pembelajaran yang berbeda, tentunya guna memperdalam kajian antar keduanya, sehingga lebih spesifik dan mendalam.
Melalui Putusan kemenag tahun 2015, kemudian pada tahun 2016 IAIN mengembangkan Prodi Tafsir Hadis menjadi Ilmu Al-Quran dan Tafsir, serta Ilmu Hadis. Putusan kemenag ini adalah cikal bakal terbentuknya Ilmu Hadis, sebelum berkembang seperti sekarang.
Alhamdulillah setelah lahir Ilmu Hadis pada tahun 2016, Ilmu Hadis di IAIN Syekh Nurjati Cirebon, sedikit demi sedikit melakukan inovasi untuk mengembangkan prodi ilmu hadis, serta menarik masyarakat agar lebih perhatian dalam perkembangan hadis pada era kontemporer ini.
Berbagai upaya telah dilakukan oleh Jurusan Ilmu Hadis dalam rangka memperbaiki kualitas belajar, serta kualitas bahan ajar agar dapat dengan mudah memahamkan masyarakat dalam mengkaji hadis. tidak lupa berkontribusi dalam mendakwahkan hadis melalui perkembangan teknologi informasi, dimana mobile device pada masa sekarang adalah salah satu tempat yang strategis dalam menyampaikan hadis.
Sudah tiga tahun sejak masuknya angkatan pertama pada prodi ilmu hadis di IAIN Syekh Nurjati Cirebon, jurusan berupaya meningkatkan softskill design grafis, dan mobile device dengan memberangkatkan mahasiswa ilmu hadis ke pusat kajian hadis (PKH) di Bogor. Pondok Pusat Kajian Hadis merupakan pondok pesantren keluarga yang diasuh oleh KH Lutfi Fathullah, di sana mahasiswa ilmu hadis menimba ilmu design grafis, serta pembuatan software berbasis android. Hal ini bertujuan agar mahasiswa ilmu hadis mampu menyesuaikan dengan jaman serta berkontibusi dalam keilmuan yang berdasarkan al-quran dan hadis.
Puncaknya, pada visi prodi Ilmu Hadis IAIN Syekh Nurjati Cirebon termaktub “melahirkan sarjana hadis pemula yang faham terhadap hadis”, dalam pemaparannya Ibu Hj. Anisatun Muthi’ah menyampaikan bahwa diksi pemula pada visi prodi ilmu hadis tersebut adalah gambaran umum, bahwa jika ingin menjadi sarjana hadis yang hebat maka harus melanjutkan kejenjang pendidikan yang lebih tinggi, dan menggambil prodi yang sejalan (linear).
Dalam kesempatan yang berbeda beliau menyampaikan bahwa kunci sukses adalah tetap berpegang tegung terhadap kebenaran, istiqomah dalam kebaikan, serta mengabaikan pikiran-pikiran negatif yang dilontarkan kepada kita dari berbagai pihak. Hal ini beliau sampaikan dengan menceritakan kisah seekor katak kecil yang gigih. yang menjuarai perlombaan menaiki menara, sedangkan katak lainnya menyarah pasrah dan percaya pada kekalahan.
Tidak ada komentar